Firasat Ini
Aku merasakannya sayang, firasatku berkata, firasatku merasakan keganjilan antara kamu dan dia. Aku wanita, aku peka, aku kenal kamu, dan aku mendapat secarik lembar kekecewa. Berat rasanya seberat Atlas menopang bumi ini saat menahan keganjilan itu dan selalu mencoba berfikir positif.
Aku merasakannya sayang, firasatku berkata, firasatku merasakan keganjilan antara kamu dan dia. Aku wanita, aku peka, aku kenal kamu, dan aku mendapat secarik lembar kekecewa. Berat rasanya seberat Atlas menopang bumi ini saat menahan keganjilan itu dan selalu mencoba berfikir positif.
Mungkin aku salah pernah berfikiran positif, tapi gak ada yang perlu di salahkan karena semua yang aku lakukan itu untuk kamu, tapi...
Kamu berbeda dari yang aku kenal dulu sayang, kamu bukan kamu. Apa mungkin hanya perasaanku ? atau justru perasaankulah yang berubah ? Ah, aku tak pernah merasa aku berubah... Aku sayang kamu.
Salahkah sayang aku marah ? Salahkah aku begini ?
Pantaskah seorang teman sedekat itu ?
Pantaskah kalian begitu ?
Kalian sama !!
Lihat ini robekan, cabikan, dan patahan hati. Andai hati dapat berbicara. Andaikan kalian dapat dengar suara hati ini.
Tak banyak yang aku inginkan, kali ini tak banyak yang aku harapkan, hanya seberkas cahaya pelangi yang dapat menghiasi hitamnya hati ini.
Bukan sayang, bukan kamu kembali padaku dan semua akan selesai. Tapi kembalinya hatiku dan menghilangnya secarik lembar kekecewaan yang aku rasa.
Bukan, bukan air mata bukan ucapan maaf dari kalian. Tapi usaha kalian mengubur rasa kecewa dan sakit hatiku.
Hatiku hanya segumpal daging yang peka trhadap rasa dan kini hatiku hancur. Hanya satu yang aku ingin, tak ingin apa-apa lagi, aku ingin kembalikan lagi hatiku yang penuh kekecewaan.
#KAMI (aku, kamu, dan dia)






